Sebelum membahas mengenai masalah yang ada pada Hypertext, tidak ada salahnya kalau kita mengenal Hypertext terlebih dahulu.
Hypertext adalah antarmuka untuk menampilkan teks/dokumen yang mempunyai kaitan ke dokumen/bagian yang lain.
Hypertext dalam dunia internet sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan.
Bahkan Tim Berners-Lee membuat standar dokumen dengan nama HTML dan protokol yang digunakan dengan nama HTTP, dimana huruf H tersebut merupakan singkatan dari hypertext.
Oke, Kita akan langsung membahas masalah yang pertama. Sebenarnya tidak terlalu banyak yang saya ketahui. Langsung saja Hypertext bersifat non linier yang berarti memiliki percabangan/banyak pilihan, sehingga pengaksesan informasi dapat dilakukan secara random.
Selanjutnya, adalah membahas mengenai disorientation. Disorientation sangat erat hubungannya dengan masalah navigasi, masalah disorientation disini bahwa user tidak mengetahui cara untuk mengakses hypertext dan lebih bingung lagi ketika mengetahui tata ruang dari frame dalam jaringan hypertext tersebut.
Untuk mengurangi masalah disorientation dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Hilangkan artikel yang membosankan
2. Gunakan penunjuk arah
3. Hindari rantai link yang panjang
4. Hendaknya ada tombol "Home" atau screen Utama ataupun automatic backtracking.
Selanjutnya adalah masalah Cognitive Overload. Cognitive Overload merupakan beban yang berlebihan pada Hypertext, seperti terlalu banyaknya link yang dapat mempersulit user sehingga dapat menimbulkan ketidaksenangan user dalam menggunakan aplikasi web.
Masalah Cognitive Overload dapat dikurangi dengan :
1. Menyediakan fasilitas searching
2. Menyediakan fungsi help untuk aplikasi web
3. Menyediakan Glossary untuk istilah yang mungkin tidak familier
4. Mengurangi bilangan Hypertext pada suatu node.
Continue Reading
Hypertext adalah antarmuka untuk menampilkan teks/dokumen yang mempunyai kaitan ke dokumen/bagian yang lain.
Hypertext dalam dunia internet sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan.
Bahkan Tim Berners-Lee membuat standar dokumen dengan nama HTML dan protokol yang digunakan dengan nama HTTP, dimana huruf H tersebut merupakan singkatan dari hypertext.
Oke, Kita akan langsung membahas masalah yang pertama. Sebenarnya tidak terlalu banyak yang saya ketahui. Langsung saja Hypertext bersifat non linier yang berarti memiliki percabangan/banyak pilihan, sehingga pengaksesan informasi dapat dilakukan secara random.
Selanjutnya, adalah membahas mengenai disorientation. Disorientation sangat erat hubungannya dengan masalah navigasi, masalah disorientation disini bahwa user tidak mengetahui cara untuk mengakses hypertext dan lebih bingung lagi ketika mengetahui tata ruang dari frame dalam jaringan hypertext tersebut.
Untuk mengurangi masalah disorientation dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Hilangkan artikel yang membosankan
2. Gunakan penunjuk arah
3. Hindari rantai link yang panjang
4. Hendaknya ada tombol "Home" atau screen Utama ataupun automatic backtracking.
Selanjutnya adalah masalah Cognitive Overload. Cognitive Overload merupakan beban yang berlebihan pada Hypertext, seperti terlalu banyaknya link yang dapat mempersulit user sehingga dapat menimbulkan ketidaksenangan user dalam menggunakan aplikasi web.
Masalah Cognitive Overload dapat dikurangi dengan :
1. Menyediakan fasilitas searching
2. Menyediakan fungsi help untuk aplikasi web
3. Menyediakan Glossary untuk istilah yang mungkin tidak familier
4. Mengurangi bilangan Hypertext pada suatu node.
